Fungsi Tanda Pisah
Pada postingan sebelumnya, sempat disinggung mengenai tanda pisah. Ya, tanda pisah merupakan suatu tanda baca yang berfungsi untuk memisahkan penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar tata kalimat utama. Baik di narasi maupun dialog, tanda pisah sering digunakan. Bentuknya lebih panjang dari tanda pisah, ditulis dua kali, dan tanpa diapit dua spasi. Jadi, penulisannya melekat pada kata sebelum dan sesudahnya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan narasi dan dialog berikut.
.
Tanpa rasa bersalah mereka membuang sampah sisa makanan ke sungai. Lalu, suatu sore, Bu Monde pulang dengan tangan kosong, tetapi bahagia mendengar anaknya berhasil mendapat makanan. Esoknya, mereka kembali lagi ke permukiman manusia―melakukannya hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan―untuk makan rakus dan membuang sampah ke sungai. (dikutip dari Tujuh Monyet Tidak Patuh, dongeng fabel karya Rini Lusiana Ray, kontributor buku dongeng fabel jilid 3)
.
Mama melanjutkan, “Semua hidangan―buah dan pie kalkun lezat―yang ada di meja ini mendapatkan sumber energi utama dari sinar matahari yang merambat jutaan kilometer di luar angkasa dan akhirnya sampai ke bumi kita.”
(dikutip dari Mentari di Piringmu, dongeng fabel karya Marky Jahjali, kontributor buku dongeng fabel jilid 3)
.
Bagaimana? Dari contoh narasi dan dialog di atas, cukup untuk memberi gambaran penggunaan tanda pisah, bukan? Bila belum terbiasa, memakai tanda pisah akan sedikit kesulitan. Akan tetapi, bila sudah latihan berulang kali, pasti kamu akan terbiasa dengan sendirinya. Bahkan, membuat kalimat disertai tanda pisah, tak akan menjadi masalah.
Jangan ketinggalan mengikuti ilmu tanda baca selanjutnya, ya. Segera kami posting, kok.