Fungsi Titik Koma dan Titik Dua
Kali ini kita akan membahas mengenai fungsi tanda baca titik koma (;) dan juga titik dua (:) pada penulisan karya sastra prosa modern. Untuk jalur fiksi seperti cerpen, cerbung, novelet, atau novel, pemakaian titik koma dan titik dua lebih banyak dipakai di dalam narasi. Untuk penulisan dialog, jarang sekali dipakai karena biasanya akan membuat percakapan menjadi terasa agak kaku dan sulit dinikmati.
.
Tanda baca titik koma (;) dipakai untuk menggantikan kata penghubung, biasanya agar kalimat lebih efektif, atau bisa juga agar kalimat lebih variatif. Atau, tanda baca titik koma dapat juga difungsikan untuk memisahkan antarkalimat setara di dalam kalimat majemuk. Coba perhatikan contoh berikut.
.
Di sebuah hutan yang jauh dari perdesaan, ada seekor landak pemalu. Ia tidak memiliki banyak teman. Bintang-binatang di hutan tidak ingin mendekatinya. Mereka takut terluka karena duri-duri tajam Landak; ada Kelinci yang mau mengajaknya bermain.
(dikutip dari Landak Pemalu dan Kelinci Pembohong, dongeng fabel karya Sri Siska Wirdaniyati, kontributor buku dongeng fabel jilid 3)
.
Sedangkan tanda baca titik dua (:) difungsikan untuk pengakhiran suatu pernyataan lengkap yang diikuti dengan perincian atau penjelasan terkait pernyataan di awal tadi. Untuk lebih jelasnya, coba perhatikan contoh narasi yang mengandung tanda baca titik dua di bawah.
.
Akhir-akhir ini Bim Singa uring-uringan. Penyebabnya adalah bintik-bintik konyol di wajahnya. Bim ingin menghilangkan bintik-bintik tersebut. Maka, tanpa menunggu lebih lama lagi, Bim berjalan menuju salon milik Noni. Di perjalanan, Bim bertemu dengan banyak binatang: Dua ekor kelinci Tata dan Sisi, Ria Angsa, Jali Jerapah, dan banyak lainnya.
(dikutip dari Bim, si Singa Tua, dongeng fabel karya Yuniar Khairani, kontributor buku dongeng fabel jilid 3)